1.
Pengaruh kebudayaan
terhadap pembelian dan konsumen
Ø
Pengertian kebudayaan
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
LatinColere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.
Definisi budaya
Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Ø
Pengaruh kebudayaan terhadap
perilaku konsumen
Pengertian perilaku
konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk,
jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan
kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu
perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior
dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk
yang dibeli dan dikonsumsi.
Faktor Budaya
Faktor budaya
memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan
harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social
pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan
perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya
yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih
spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis:
kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
2.
Pengaruh kelas sosial
dan status
Ø
Pengertian kelas sosial
Kelas sosial adalah
serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu sosial dan teori politik berpusat pada model
stratifikasi sosial di mana seseorang dikelompokkan ke dalam seperangkat
kategori sosial hirarkis.Kelas adalah obyek penting dari analisis untuk
sosiolog, ilmuwan politik, antropolog dan sejarawan sosial. Namun, tidak ada
konsensus mengenai definisi terbaik dari “kelas” panjang, dan istilah memiliki
makna kontekstual yang berbeda. Dalam bahasa umum, “kelas sosial”, merupakan
istilah yang biasanya identik dengan “kelas sosial-ekonomi,” didefinisikan
sebagai: “orang yang memiliki status
sosial, ekonomi, atau pendidikan yang sama,” misalnya, “kelas pekerja”;
“bermunculan profesional kelas- Kelas sosial terbagi menjadi kelas atas, kelas
menengah dan kelas bawah.
Pada
prinsipnya, jika setiap atribut manusia diciptakan dalam suatu masyarakat dapat
dibagi menjadi kelas-kelas sosial yang berbeda maka kelas sosial tersebut dapat
dibagi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengaruh politik, asal
negara, jenis kelamin. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa
harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau
Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi,
definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang
menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Ø
Pengertian status sosial
Status sosial adalah
sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya
(menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan
ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang
yang status sosialnya rendah.
Status sosial sering
pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam
kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat,
Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya. Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam
sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan ( role).
Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan
peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem
sosial.
Sistem sosial adalah
pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan
masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
Cara-cara memperoleh
status atau kedudukan adalah sbb:
1. Ascribed
Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan,
keturunan, dsb.
2. Achieved
Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh:
kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
camat, ketua OSIS dsb
3. Assigned
Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status
melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan
masyarakat. Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan
Kalpataru dsb.
Akibat Adanya Status
Sosial Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih
status yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang
dimilikinya tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal
itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat
yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik status.
3.
Pengaruh Individu
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada
dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif
konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam
menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat
diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian
tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.Pengaruh personal atau
individu Merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berasal dari
faktor pada diri si konsumen, yang diantaranya:
1. Usia
dan tahap daur hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli
sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai
dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga
pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang
berhubungan dengan daur hidup manusia.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat
mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat
di atas rata-rata terhadap produk mereka.
3. Keadaan
ekonomi
Keadaan ekonomi sangat
mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan
dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut
menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi
produknya.
4. Gaya
hidup
Orang yang berasal
dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup
yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna pendapatnya. Konsep gaya
hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk
memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai
tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
5. Kepribadian
dan konsep diri
Tiap orang mempunyai
kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan
tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat
bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk
atau erek, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri
seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada
hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah
berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
4.
Pengaruh keluarga dan
rumah tangga
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian
dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku
konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan:
1. Banyak
produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan
melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja
mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan
waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan
setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang
membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan.
Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di
restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat
digunakan.
2. bahkan
ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu
bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya.
Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua.
Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian
orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam
keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk
keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan
persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan,
tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga.
Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang
sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam
keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang
lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk
pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari
tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran
lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian
kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu
yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama
bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga
yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh
keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.
Keluarga (family) adalah
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah,
perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family)
adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama.
Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain,
seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan.
Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of
orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah
keluarga prokreasi (family of procreation).
Rumah tangga
(household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu
mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga dalam
rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang
tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun
keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro
maupun pemasaran.
5.
Pengaruh situasi
Situasi
merupakan perilaku konsumen di suatu lingkungan untuk tujuan tertentu, situasi
konsumen bisa berlangsung sangat singkat ( misal membeli koran saat menunggu di
lampu lalu lintas), lebih lama ( berbelanja di swalayan , 10-15 menit), atau
sangat lama ( mencari dan membeli kendaraan bekas, 1-7 hari)
Engel,
Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah
pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan
tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek(produk
atau merek)
Mowen
dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan
sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada
waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi konsumen terdiri dari 3 faktor
yaitu tempat dan waktu, penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi, dan
pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.
Situasi
sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau barang.
Terjadinya pembelian yang tidak direncanakan sering dilakukan oleh siapa saja
terutama pada waktu berbelanja. Sekarang ini banyak sekali toko-toko, pengecer,
supermarket, mall dan lain-lain bermunculan menawarkan barang kebutuhan kepada
konsumen. Tingginya tingkat persaingan di antara supermarket, toko, pengecer,
mall dan lain-lain menuntut setiap penjual berusaha menawarkan berbagai
rangsangan yang mampu menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Pengaruh
situasi konsumen adalah faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat
aktifitas konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti
berikut:
1. Melibatkan
waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi
2. Mempengaruhi
tindakan konsumen sperti prilaku pembelian
3. Tidak
termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang
Jenis-jenis
situasi konsumen adalah sebagai berikut:
1. Situasi
konsumsi.
Situasi
Komunikasi adalah suasana atau lingkungan disaat konsumen memperoleh informasi
atau melakukan komunikasi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1. Komunikasi
Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2. Komunikasi
non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah,poster,
billboard, brosur, leaflet dsb
3. Informasi
diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di
depan toko.
2. Situasi
Pembelian.
Situasi
Pembelian adalah lingkungan atau keadaan yang dialami ataupun yang dihadapi
konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi
pembelian Contoh: ketika konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia
membayar sekaleng Cola berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia
berbelanja Cola di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia
mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda
pembelian Cola dan mencari di tempat lain.
Situasi pembelian dalam sebuah toko eceran akan memiliki
karakteristik situasi konsumen :
·
Lingkungan fisik toko eceran,
terdiri dari lingkungan informasi (ketersediaan informasi, format informasi,
bentuk informasi) dan lingkungan toko (lokasi,layout, musik, warna, display
barang, dan kesesakan)
·
Lingkungan sosial toko : interaksi konsumen
dengan konsumen lainnya dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga
penjualan.
·
Waktu, terdiri dari waktu sebagai
variabel situasi, waktu sebagai sebuah produk
·
Situasi pemakaian dan strategi
pemasaran
3. Situasi
Pemakaian.
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk
dan jasa yang merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin
mengkonsumsi/mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih
suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen
muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya idul fitri atau
hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang digunakan oleh
produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.
Contoh kasus :
REPUBLIKA.CO.ID,KARANGAYAR
– Pelestarian terhadap seni budaya batik menjadi salah kaprah. Masalahnya,
seluruh siswa SMP dan SMA/SMK di Kabupaten Karanganyar diwajibkan membeli
seragam batik. Kewajiban ini berlaku bagi siswa baru maupun siswa lama saat
orangtua mengambil rapot kenaikan kelas.
Koleksi
seragam sekolah bertambah. Siswa SMP, misalnya, selain memiliki seragam
putih-biru dan Pramuka, kini bertambah seragam batik. Demikian dengan siswa
SMA/SMK. Selain seragam putih-abu-abu dan Pramuka, kini juga bertambah seragam
batik.
Ini
yang dipersoalkan orangtua di sana. Mereka bukan saja mempermasalahkan cara
”paksaan” yang dilakukan pihak sekolah. Tapi, soal harga yang terlalu tinggi.
”Masak
seragam batik printing harganya Rp 179 ribu per potong,” tutur salah seorang
walisiswa kepada Republika.
Walisiswa
dari sebuah SMPN di Jaten, Karangnyar, ini merasa keberatan dengan model
pungutan seperti ini. Masalahnya, siswa setiap ajaran baru itu wajib membeli
seragam reguler dan seragam olahraga.
Menurutnya,
banyak orangtua yang memprotes. Tapi, mereka tak dapat berbuat banyak.
”kebijakan seragam batik sebagai identitas sekolah. Mau tidak mau, siswa harus
membeli,” katanya.
Siswa SMAN I
Karanganyar mewajibkan membeli seragam batik lewat koperasi sekolah. Orangtua
disodori belangko pembelian seragam batik senilai Rp 179 ribu. Ini diberikan
saat orangtua mengambil rapor. Dalam blangko disebutkan, orangtua bisa membayar
batik saat mengambil rapor. Atau setelah libur sekolah.
Pendapat :
setelah saya membaca berita diatas maka berita tersebut termasuk kepada
pengaruh kebudayaan terhadap pembelian dan konsumen
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar