A.
PENGERTIAN HIDUP
Orang
yang meyakini bahwa hidup adalah perjuangan akan melihat bahwa hidup adalah
sebuah perjuangan yang harus di perjuangkan. Maka dari itu, hari hari dalam
hidupnya akan dijalani dengan berjuang. Sedangkan orang yang meyakini bahwa
hidup adalah tantangan, akan melihat bahwa hidup yang dijalaninya adalah tantangan
yang harus di pecahkan. Dia akan menjalani kehidupannya dengan “memecahkan
tantangan”. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjalanan akan melihat
bahwa hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dicapai tujuannya. Maka
dari itu dia akan menjalani kehidupannya dengan “berjalan” diatasnya.
B.
PENGERTIAN MATI
Pengertian
hidup menurut bahasa Arab adalah kebalikan dari mati (naqiidlul maut).
Tanda-tanda kehidupan nampak dengan adanya kesadaran, kehendak, penginderaan,
gerak, pernapasan, pertumbuhan, dan kebutuhan akan makanan.
Sedang
pengertian mati dalam bahasa Arab adalah kebalikan dari hidup (naqiidlul
hayah). Dalam kitab Lisanul Arab dikatakan :
“Mati
adalah kebalikan dari hidup.”
Jadi
selama arti mati adalah kebalikan dari hidup, maka tanda-tanda kematian berarti
merupakan kebalikan dari tanda-tanda kehidupan, yang nampak dengan hilangnya
kesadaran dan kehendak, tiadanya penginderaan, gerak, dan pernapasan, serta
berhentinya pertumbuhan dan kebutuhan akan makanan.
Ada
beberapa ayat dan hadits yang menunjukkan bahwa manusia akan mati ketika ruhnya
(nyawanya) ditahan dan ketika jiwanya dipegang oleh Allah SWT Sang Pencipta.
Allah SWT berfirman : “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah
jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar : 42)
Imam
Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah RA bahwa Rasulullah SAW :
“Sesungguhnya
jika ruh sedang dicabut, maka mata akan mengikutinya…”
Perlu
dipahami bahwa tidak ada yang mengetahui hakekat jiwa dan ruh tersebut kecuali
Allah SWT. Demikian pula masalah pemegangan/pencabutan serta pengembalian ruh
dan jiwa kepada Allah SWT selaku pencipta keduanya, termasuk dalam perkara
ghaib yang berada di luar jangkauan eksperimen ilmiah. Yang dapat diamati
hanyalah pengaruh-pengaruh fenomena tersebut dalam tubuh fisik manusia, berupa
tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya kematian.
Meskipun
beberapa ayat dan hadits telah menunjukkan bahwa berhentinya kehidupan adalah
dengan pencabutan ruh dan penahanan jiwa, akan tetapi ayat atau hadits seperti
itu tidak menentukan titik waktu kapan terjadinya pencabutan ruh, penahanan
jiwa, dan berhentinya kehidupan. Pemberitaan wahyu tentang hal tersebut, ialah
bahwa ruh jika dicabut, akan diikuti oleh pandangan mata, sebagaimana yang
diterangkan dalam hadits di atas. Demikian pula terdapat keterangan dari sabda
Rasulullah SAW :
“Jika kematian telah menghampiri kalian, maka
pejamkanlah penglihatan kalian, sebab penglihatan akan mengikuti ruh (yang
sedang dicabut)…” (HR. Ahmad, dari Syadad bin Aus RA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar